Ads Top

Khutbah Jumat - Menakar Hikmah Pemilu Legislatif 2014


Hadirin Sidang Juma’at Rahimakumullah

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT, dzat Yang Maha Kuasa yang telah melimpahi  kita karunia, nikmat dan hidayah-Nya untuk menjalani kehidupan di muka bumi ini sebagai palaksana titah khilafah-Nya. Selanjutnya selaku khotib saya berpesan kepada hadirin semuanya, khususnya pribadi saya sendiri untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Taqwa yang dapat dipupuk dan diperoleh melalui upaya kita dalam meningkatkan kualitas ibadah baik ibadah individual maupun ibadah sosial.


Hadirin Sidang Juma’at Rahimakumullah

Kurang dari seminggu atau tepatnya 5 hari lagi menuju 9 April 2014, masyarakat dan bangsa kita akan menggelar pesta Demokrasi Pancasila yakni Pemilihan Umum Legislatif 2014 untuk memilih wakil rakyat yang terhormat mulai dari DPRD II, DPRD I, DPD RI dan DPR RI. Tentu, sebagai bagian yang integral dari sistem ketatanegaraan kita, anggota Legislatif dipilih di samping diberi tugas dan kewenangan yang khusus, juga ditujukan untuk memperkuat posisi kepemimpinan nasional.


Kepemimipinan nasional bisa menjadi tangguh hanya jika disokong oleh kepemimipinan daerah yang kuat dan baik, selanjutnya kepemimpinan daerah yang kuat dan baik bisa tercipta manakala didukung oleh kearifan lokal yang matang, kemudian  kearifan lokal akan lebih terwujud dari kondisi masyarkat yang matang, terdidik dan tercerahkan. Dengan demikian, Pemilu pada hakikatnya merupakan media jalinan fungsional antara pemerintah dan rakyat bagi keniscayaan kehidupan berbangsa dan bernegara.


Hadirin Sidang Juma’at Rahimakumullah

Menganalisa anatomi proses demokrasi seperti itu, tentu ada beberapa hal penting yang dapat kita jadikan pelajaran dalam hubungan kepentingan suksesi kepemimpinan  nasional  dan proses-proses kekuasaan melelui Pemilu yaitu :


Pertama, pentingnya kesamaan prinsip dan pandangan dari seluruh warga bangsa dalam menghadapi Pemilu sebagai wahana untuk menentukan nasib masa depan bangsa sekaligus sebagai ibadah. Dengan memahami prinsip ini penyelenggaraan Pemilu beserta aktifitas dan prosesnya diharapkan dapat dijauhkan dari hal-hal negatif dan kurang mendidik seperti money politics, iming-iming, intimidasi atau pun kecurangan-kecurangan lainnya.


Kedua, perlunya sikap selektif dan kehati-hatian masyarakat didalam memilih calon wakilnya. Sebab sebagai calon yang nantinya menjadi wakil rakyat, sudah tentu yang bersangkutan harusnya paham betul urusan orang dan kebutuhan warga yang bakal diwakilinya, maka dengan sendirinya si caleg harus terkenal dan dekat dengan masyarakat. Caleg yang matang dan kompeten hanya dapat diperoleh melalui pendidikan kehidupan bermasyarakat. Apalagi jika kita memahami sistem yang dianut dan dipakai dalam Pemilu sekarang yang menekankan keterpolpuleran caleg. Ditambah dengan tingkat kecerdasan masyarakat yang membaik, menjadi unsur yang penting dalam pemenangan pemilu. Bisa saja terjadi sebuah partai besar dan mapan kalah hanya karena calegnya tidak dikenal dan tidak populer di mata masyarakat pemilihnya.


Hadirin Sidang Juma’at Rahimakumullah

Seiring dengan tingkat kemajuan dan modernitas zaman, masyarakat kita dewasa ini cenderung selalu berfikir instan karena terdesak oleh berbagai kebutuhan sosial. Ia ingin cepat kaya, ingin cepat dapat gelar, ingin cepat sukses, atau bahkan ingin cepat menjadi pejabat. Tanpa mau bekerja keras dulu, peras keringat dulu, banting tulang dulu, belajar reguler dulu atau pengabdian kepada masyarakatnya terlebih dahulu.


Di sisi lain kita  tahu, bahwa sejatinya kualitas SDM seseorang, ketokohan seseorang atau kematangan jiwa seseorang sebelum ia memimpin masyarakatnya terlebih dahulu ia mengabdikan diri secara tulus dan ikhlas di medan kehidupan. Dari pengabdian yang sungguh-sungguh dan tulus ini akan menimbulkan satu penghormatan dan kemuliaan tersendiri dari masyarakat kepada pribadi yang bersangkutan. Kemudian selanjutnya secara perlahan namun pasti dia berubah menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Jadi, semakin besar pengabdian dan pengorbanan seseorang dalam mengurusi hal-ihwal hajat kemasyarakatan maka akan muncul pula timbal baliknya yaitu pengakuan, penghormatan dan penghargaan masyarakat kepada orang tersebut, sekaligus sudah tentu mendapat ridla Allah SWT.


Hal demikian sejalan dengan spirit Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 207

 “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”.


Proses menjadi pemimpin seperti itu lazim terjadi di daerah – daerah atau pun di perkotaan sebagai satu hukum alam atau sunnatullah. Dan proses pengalaman kepemimipinan seperti itu memang tidak dapat kita temukan di lembaga-lembaga perguruan tinggi, institut-institut atau universitas – univertsitas pendidikan sekalipun. Tapi kita bisa menemukan hal ini di universitas kehidupan masyarakat, yakni kehidupan kita sehari-hari.


Hadirin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia

Al-Qur’an sebagai pedoman kita, petunjuk bagi yang bertaqwa, memberi arah yang jelas dalam masalah  etika, etos kerja dan kualitas pengabdian seorang mukmin di tengah-tengah masyarakatnya. Dalam surat   At-Taubah  ayat  105 Allah berfirman :

 “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, niscaya Allah dan rosulNya serta  orang orang mukmin akan melihat pekerjaanmu  itu”.


Kalau kita membaca dan beri’tibar dari tokoh-tokoh nasional kita semisal: Ir. Soekarno, Hasyim Asy’ari, H. Agus Salim, HOS Cokro Aminoto atau pun tokoh-tokoh lainnya beliau-beliau ini merupakan tokoh besar yang telah memberikan jasa yang sangat luar biasa  bagi bangsa ini. Kebesaran beliau-beliau terletak pada kualitas pengorbanan dan pengabdiannya pada negara dan masyarakatnya. Bukan karena kedudukan dan jabatannya.


Jadi dengan memahami kondite seperti ini, kita harus bisa memilih dengan seselektif mungkin terhadap wakil-wakil kita agar kemaslahatan kehidupan masyarakat luas lebih memungkinkan terwujud.

Hal ini tentu menjadi harapan kita semua sesuai dengan kaidah :

ﺘﺻﺮﻒ ﺍﻹﻤﺎﻢ ﻋﻠﻲ ﺍﻠﺮﻋﻴﺔ ﻤﻨﻭﻂ ﺒﺎﻠﻤﺼﺣﺔ

“Kebijakan seorang pemimpin atas rakyatnya harus berorientasi pada maslahah”


Akhirnya mari kita gunakan hak pilih kita, Selamat memilih, selamat berpartisipasi dalam pemilu untuk menentukan nasib masa depan bangsa dan negara, mudah-mudahan dengan suara kita Indonesia bisa menjadi negara yang Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghafuur Amiin ya Rabbal ‘alamin.

Diberdayakan oleh Blogger.