Ads Top

Auguste Comte


Auguste Comte lahir di Mountpelier, Perancis, 19 Januari. Orang tuanya berstatus kelas menengah dan ayahnya kemudian menjadi pejabat lokal kantor pajak. Meski tergolong cepat menjadi mahasiswa, ia tak pernah mendapat ijazah perguruan tinggi. Dalam setiap kelasnya di Ecole Polytecnique, Comte bersama seluruh kelasnya dikeluarkan karena gagasan politik dan pemberontakan yang Mereka lakukan. Pemecatan ini berpengaruh buruk terhadap karir akademis Comte. Tahun 1817 ia menjadi sekretaris (dan menjadi anak angkat) Saint-Simon, filsuf yang 40 tahun lebih tua. Mereka bekerja bersama secara akrab selama be­berapa tahun dan Comte menyatakan utang budinya kepada Saint-Simon: "Aku secara intelektual sangat berhutang budi kepada Saint-Simon...ia memberikan dorongan sangat besar kepadaku dalam studi filsafat yang memungkinkan diriku menciptakan pemikiran filsafatku sendiri dan yang akan aku ikuti tanpa ragu selama hidupku." (Durkheim, 1928-1962:144).


Tetapi tahun 1824 keduanya bersengketa karena Comte yakin Saint-Simon menghapus namanya dari salah satu karya sumbangannya. Comte kemudian menyurati teman-temannya sambil menuduh Saint-Simon bersifat "katastropik" (Pickering, 1993:238) dan melukiskan Saint-Simon sebagai "penyulap besar" (Durkheim, 1928/ 1962:144). Tahun 1852 Comte berkata tentang Saint-Simon: "Aku tak berhutang apa pun pada tokoh terkemuka itu." (Pickering, 1993:240). Heilbron (1995) melukiskan Comte sebagai orang yang pendek (sekitar 5 kaki lebih 2 inci), bermata agak juling dan sangat gelisah dalam pengaulan terutama di tengah lingkungan wanita. Ia juga terasing dari pergaulan bermasyarakat. Fakta ini mem­bantu menjelaskan mengapa Comte me­ngawini Caroline Massin, seorang pelacur miskin. Perkawinannya berlangsung dari 1825 hingga 1841. Kegelisahan pribadinya bertolak belakang dengan keyakinannya yang sangat besar terhadap kapasitas intelektualnya dan keyakinannya itu seolah-olah men­cerminkan kepercayaan diri yang mantap.


Comte terkenal mempunyai daya ingat luar biasa. Berkat daya ingatnya yang seperti fotografi itu ia mampu menceritakan kembali kata-kata yang tertulis di satu halaman buku yang hanya sekali saja dibaca. Kemampuan berkonsentrasinya sedemikian rupa sehingga ia mampu mengungkapkan keseluruhan isi sebuah buku yang akan ditulisnya tanpa harus menulisnya. Kuliahnya seluruhnya disajikan tanpa berbekal catatan. Bila ia duduk untuk menulis buku, ia menuliskan segalanya dari ingatannya (Schweber, 1991: 134).


Tahun 1826 Comte membuat sebuah catatan-catatan yang kemudian menjadi bahan kuliah (ceramah) umum sebanyak tujuh puluh dua kali tentang pemikiran filsafatnya. Ceramah itu dilakukan di rumahnya sendiri. Kuliahnya itu menarik minat kalangan orang terpandang. Tetapi setelah berjalan tiga kali, kuliah terhenti karena Comte mengalami gangguan syaraf. Sejak itu ia terus terserang gangguan mental dan suatu ketika di tahun 1827 ia mencoba bunuh diri dengan mencebur ke Sungai Saine. Untungnya ia selamat.


Meski ia tak mendapatkan jabatan resmi di Ecole Polytechnique, ia diberi jabatan kecil sebagai asisten dosen pada 1832. Tahun 1837 ia diberi pekerjaan tambahan, hak untuk menguji, dan jabatan inilah untuk pertama kali yang memberikannya penghasilan yang memadai (hingga waktu itu secara ekonomis ia sering tergantung pada bantuan keluarga­nya). Selama periode ini Comte berkonsentrasi menulis 6 jilid buku yang membuatnya sangat terkenal, berjudul Cour de Philosophic Positive, yang akhimya diterbitkan secara utuh pada 1842 (jilid pertama telah diterbitkan tahun 1830). Dalam karyanya itu Comte melukiskan pemikiran filsafatnya bahwa sosiologi adalah ultimate science. Ia pun menyerang Ecole Polytechnique dan akibatnya, pada 1844, jabatan asisten dosennya tak diperpanjang. Sekitar tahun 1851 ia menyelesaikan 5 jilid karyanya yang berjudul Systeme de Politique Positive, yang mengandung pemikiran lebih praktis dan menawarkan rencana besar untuk mereorganisasi masyarakat.


Heilbron menyatakan bahwa gangguan mental besar dalam kehidupan Comte terjadi tahun 1838, dan itulah yang membuatnya kemudian putus asa karena membayangkan ada orang yang secara serius hendak me­rampas karyanya tentang ilmu pengetahuan umumnya dan sosiologi khususnya. Ini pula yang menyebabkannya mengalami gangguan otak, yakni Comte mulai tak mau membaca karya orang lain. Akibatnya, ia tak dapat mengikuti perkembangan intelektual terakhir. Baru sesudah tahun 1838 ia mulai mem­bangun gagasan aneh tentang reformasi sosial yang menemukan pengungkapannya dalam Systeme de Politique Positive. Comte meng­khayalkan dirinya sebagai pendeta agama baru kemanusiaan. Ia yakin bahwa kehidup­an di dunia ini akhimya akan dipimpin oleh pendeta sosiolog (Comte sangat dipengaruhi oleh latar belakang agama Katoliknya). Yang sangat menarik, meski gagasannya itu keter­laluan, Comte akhimya mendapat sejumlah besar pengikut di Perancis dan di beberapa negara lain. Comte meninggal 5 September 1857.

Diberdayakan oleh Blogger.