Ads Top

Catatan Perjalanan Kunjungan Studi Duta Rumah Belajar di Australia

Ini adalah catatan perjalanan kami di Australia. Melakukan kunjungan studi ke beberapa institusi pendidikan. Di 3 kota; Sydney, Canberra dan Melbourne. Tujuan kunjungan studi ini dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajar siswa melalui penyediaan materi pembelajaran dan pengajaran secara online.

Partisipan kunjungan studi ke Australia ini berasal dari beberapa instansi. Delegasi Kemendikbud; Gogot Suharwoto, Ph.D (Kepala Pustekkom Kemendikbud), Pak Hendriawan, M.Ti, Siti Mutmainah, S.Si., M.Pd, Ai Sri Nurhayati, S.Si., M.Si, I Made Bhudi Saputra, S.T,  Cyti Daniela Aruan, Uji Hartono, Fakhrudin Sujarwo, S.Sos (Duta Rumah Belajar Jawa Tengah), Iriany, S.Pd, M.Pd (Duta Rumah Belajar Maluku Utara). Delegasi Kementerian Agama; Imam Bukhori dan Nanik Pujiastuti. Kami didampingi oleh tim dari TASS/TAFT; Joanne Dowling, Hetty Cislowski, Stephanie Carter, Jennie Lewis, Tri Maulana, Muhammad Adam, dan Yuliana Tansil.

Sydney
Hari pertama kami di Australia. Kami sampai bandara Sydney hari Ahad, 25 Agustus pukul 08:00 waktu Sydney. Cuaca cukup cerah dengan suhu udara 8°. Kami check in di Travelodge Hotel Sydney. Selanjutnya kami melakukan perjalanan dengan menggunakan bus menuju Sydney Opera House. Kami menikmati pesona keindahan kota Sydney. Mengunjungi Sydney Opera House. Dan mengelilingi teluk Sydney dengan menggunakan kapal Cruise.

Senin 26 Agustus 2019. Hari kedua berada di Australia. Agendanya hari ini kami berkunjung ke kantor ACARA (Australian Curriculum Assesment and Reporting Authority). Kalo di Indonesia, ACARA ini istilahnya semacam Pusat Kurikulum dan Puspendik. Disini kami dijelaskan secara detail, bagaimana kurikulum pendidikan dan sistem penilaian di negara Australia.

Agenda berikutnya, kami berkunjung ke AIS (the Assosiation of Independent School). AIS ini merupakan lembaga yang mengelola pendidikan independen di Australia. Salah satu program AIS adalah pengembangan kompetensi Guru melalui online learning for teacher. AIS membangun modern online learning ecosystem yang berfokus pada sistem pembelajaran.

Hari ketiga kami berada Australia. Selasa 27 Agustus 2019. Kami mengunjungi Sydney Distance Education Primary School. Sydney Distance Education Primary School merupakan lembaga pendidikan pembelajaran jarak jauh bagi siswa sekolah dasar. Siswanya berasal dari  sekolah negeri ataupun swasta yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara tatap muka. Program pembelajaran jarak jauh ini sangat membantu keluarga pribumi yang sedang melakukan bepergian jauh.

Program pembelajaran jarak jauh ini memberi kesempatan bagi siswa untuk tetap belajar, baik secara individual maupun kolaboratif. Meskipun mereka tidak mengikuti pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Kurikulum yang diajarkan sama dengan kurikulum yang digunakan sekolah pada umumnya. Semua siswa juga mengikuti national assessment (NAPLAN). Beberapa aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh seperti Google Education, Adobe Scan, Canvas, Mathletics, Mathspace, ePlatform, PM Library dan Zoom.

Berikutnya kami berkunjung ke Departemen of Education New South Wales. Disini kami dijelaskan bahwa Kementerian Pendidikan New South Wales menangani 2.215 sekolah, 800.000 siswa dan sekitar 88.000 guru. Kementerian pendidikan bertanggung jawab atas hak pendidikan semua warga negara. Termasuk di wilayah pedesaan yang sulit diakses.

Kami juga dijelaskan tentang Aurora College. Aurora College ini merupakan sekolah virtual pertama yang diperuntukkan bagi siswa cerdas (jenius) yang berasal pedesaan. Untuk bisa masuk ke sekolah ini harus melalui seleksi yang sangat ketat dan kompetitif.

Canberra
Hari ke 4 kami di Australia. Rabu, 28 Agustus 2019. Kami ke ibukota negara Australia, Canberra. Perjalanan udara dari Sydney menuju Canberra ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Agendanya, hari ini kami berkunjung ke Australian Government of Education & Training. Kami dijelaskan bagaimana sistem pendidikan di Australia. Desain utama pendidikan di Australia (National Education Architecture) terdiri dari 3 komponen, yaitu: AITSL, ACARA dan Education Service Australia.

Pengelolaan pendidikan tidak hanya menjadi kewenangan negara federal. Tetapi juga negara bagian memiliki andil yang sangat penting. Kalo di Australia, Guru lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah. Fokus mengajar siswa. Nggak disibukkan dengan urusan administratif.

Selanjutnya kami berkunjung ke University of Canberra. Disini kami dijelaskan tentang STEM (Sains, Tecnology, Engineering and Mathematics). Universitas Canberra mengembangkan program pembelajaran yang dinamakan dengan ELSA (Early Learning STEM Australia). ELSA ini merupakan model pembelajaran STEM untuk pendidikan anak usia dini. Kami dijelaskan bagaimana STEM diimplementasikan. Mulai  dari tahap program, pelatihan sampai tahap analisis.

Melbourne
Hari ke 5 kami di Australia. Kamis 29 Agustus 2019. Kami melakukan perjalanan udara dari Canberra menuju Melbourne. Agendanya hari ini, kami berkunjung ke kantor ESA (Education Service Australia). ESA merupakan badan pemerintah yang bergerak di bidang teknologi pendidikan. Salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh ESA adalah scootle. Scootle merupakan portal pembelajaran digital, yang dapat diakses secara online. Memiliki lebih dari 20.000 koleksi konten pembelajaran digital, yang dapat dimanfaatkan oleh guru, dan siswa. Scootle memudahkan bagi guru dan siswa dalam mendapatkan konten pembelajaran yang inovatif dan berkualitas.

Kami juga dijelaskan tentang AITSL (Australian Institute for Teaching dan School Leadership). AITSL adalah lembaga yang bergerak di bidang pengembangan kompetensi dan profesionalisme bagi Guru dan Kepala Sekolah. Profesi Guru di Australia terdiri dari 4 level, yaitu: Graduate (Guru Pemula), Proficient (Guru teregistrasi), lalu Highly Accomplised (Guru tersertifikasi) dan Lead (Guru Senior).

Selanjutnya kami mengunjungi Departemen of Education - Victoria State Goverment. Ini merupakan departemen pendidikan negara bagian Victoria di Melbourne. Berdasarkan data statistik tahun 2018, terdapat 2.244 sekolah di Victoria. Dan secara umum, rasio penggunaan komputer disekolah mendekati 1:1 (satu siswa satu komputer). Setiap Guru disediakan laptop untuk mendukung penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi.

Lebih lanjut, kami disampaikan secara detail peranan pemerintah dalam mengelola pendidikan. Mulai dari regulasinya, kemudian bagaimana strateginya sampai mengkaver segala kebutuhan tools dan beragam platform yang dipergunakan untuk pendidikan. Seperti Google Apps for Education, Office 365, Adobe, dan Webex Teams. Selepas kunjungan kami dari Departemen of Education - Victoria State Goverment, kami sempat mampir ke gedung parlemen Victoria Goverment.

Hari keenam kami berada di Australia. Jumat, 30 September 2019. Agendanya hari ini kami mengunjungi Heathmont College. Heathmont College merupakan sekolah jenjang menengah di Victoria. Heathmont College memiliki tiga bahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Indonesia yang merupakan mata pelajaran wajib untuk kelas 7 dan kelas 8.

Guru-guru di Heatmont College berpendidikan Master. Heatmont College menggunakan sistem berbasis TIK untuk semua operasional sekolah. Semuanya terintegrasi dalam satu platform yang dinamakan dengan "Compass". Mulai dari media pembelajaran, proses pembelajaran, presensi siswa dan guru, sistem evaluasi, bahkan sampai menu kantin sekolah. Orang tua dapat memonitor apa saja yang dikonsumsi oleh anaknya. Platform Compass ini dapat diakses oleh Guru, Siswa dan Orang Tua. Melalui platform ini memungkinkan setiap user dapat mengetahui apa saja aktivitas warga sekolah.

Selanjutnya, kami berkunjung ke kantor Asia Education Foundation. Asia Education Foundation merupakan lembaga program Asia Link yang bekerjasama antara University of Melbourne dengan Kementerian Luar Negeri Australia. Asia Education Foundation mengembangkan program yang dinamakan BRIDGE (Building Relationship Throught Intercultural Dialogue Growing Engagement). Melalui program BRIDGE ini telah terjalin kerjasama dengan lebih 490 sekolah yang tersebar di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia. Kerjasama antar sekolah, guru, siswa dan komunitas lembaga pendidikan.

Banyak hal yang kami peroleh dari kunjungan studi ke Australia ini. Ilmu baru, perspektif baru, pengalaman dan wawasan pendidikan kekinian. Apa yang telah kami dapatkan, akan kami implementasikan. Khususnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia.

Diberdayakan oleh Blogger.