Ketimpangan Sosial - Pengertian, Bentuk-bentuk, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusinya
Pengertian Ketimpangan Sosial
Dalam kamus besar bahasa Indonesia ketimpangan diartikan sebagai ketidakseimbangan, perbedaan, jurang pemisah, yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan menurut Robert Chambers , ketimpangan sosial adalah gejala yang timbul di dalam masyarakat karena adanya perbedaan batas kemampuan finansial dan yang lainnya di antara masyarakat yang hidup di sebuah wilayah tertentu. Jadi bisa disimpulkan bahwa ketimpangan sosial merupakan perbedaan-perbedaan dalam pemasukan (income), sumber daya (resources), kekuasaan (power), dan status dalam masyarakat.Bentuk-bentuk Ketimpangan Sosial
Ketimpangan merupakan dampak konkret pembangunan dan perubahan sosial. Pembangunan yang lebih memfokuskan pada aspek ekonomi dan mengesampingkan aspek sosial. Sebagai permasalahan sosial, ketimpangan terjadi tidak hanya pada negara berkembang seperti Indonesia. Tetapi juga terjadi pada negara maju. Hal ini berdasarkan hasil pengukuran tingkat ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara yang disebut Koefisien Gini. Semakin besar nilai koefisien gini, maka semakin besar pula ketimpangan pendapatan rumah tangga suatu negara.Berdasarkan data Bank Dunia, 10% orang terkaya Indonesia, mampu menguasai 77% dari total kekayaan Indonesia. Data dari menejemen investasi global credit swiss, di 2014 juga menyebutkan, 1% kelompok terkaya Indonesia, menguasai 50,3% dari total aset uang dan properti di Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia pun tidak luput dari masalah ketimpangan sosial. Bentuk ketimpangan yang terjadi di Indonesia seperti:
1. Ketimpangan antara desa dan kota
2. Ketimpangan kualitas sumber daya manusia
3. Ketimpangan akses pendidikan
4. Ketimpangan distribusi ekonomi
Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
Setidaknya terdapat dua faktor penyebab ketimpangan sosial, yaitu: Faktor struktural dan faktor kultural. Ketimpangan faktor struktural berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat. Bisa diibaratkan sebagai "jaringan listrik" yang berfungsi sebagai penyalur energi yang memberikan aset kepada masyarakat.Sedangkan ketimpangan sosial yang disebabkan oleh faktor kultural, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu, faktor budaya sangat penting dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai produktif dalam mengatasi ketimpangan sosial.
Selain dari itu, ketimpangan sosial juga dapat dilihat penyebabnya melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal, ketimpangan terjadi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), karena tingkat pendidikan yang rendah, dan budaya kemiskinan. Sedangkan dalam faktor eksternal, berasal dari luar kontrol dan kemampuan setiap individu. Contohnya, birokrasi atau kebijakan pemerintah yang membatasi akses seseorang. Dengan kata lain, ketimpangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja, melainkan ada sistem yang menghambatnya.